1. Sungai Yangtze-China
Sungai Yangtze merupakan jantung bumi bagi China. Penduduk China menjuluki Sungai Yangtze “Naga Raksasa”
Seorang bapak modern China, Dr Sun Yat-sen, mencetuskan mimpi menjinakkan sungai di sekitar Three Gorges (Tiga Ngarai) sekaligus memanfaatkan Yangtze untuk pembangkit tenaga listrik pertama.Gagasan Sun Yat-sen membendung Sungai Yangtze, dimaksudkan untuk mengendalikan air bah Sungai Yangtze sehingga banjir tahunan dicegah, dikendalikan.
Keamanan pelayaran dan memberi tenaga listrik serta mengalirkan air terkendali kepada China bagian utara yang setiap tahun kekurangan air-Chang-jiang artinya Sungai Panjang, sebutan akrab penduduk sepanjang Yangtze, membelah secara historis geografis 6.300 kilometer dari sumber sungai gunung salju Geladandong, daerah otonomi Tibet, hingga Kota Shanghai, China, menjadi bagian utara dan selatan.
Tidak keliru apabila proyek ambisius bendungan terbesar di dunia ini merupakan mahakarya insinyur China. Apalagi mengingat dana pembangunannya, 90 persen dibiayai sendiri oleh China.
Three Gorges (tiga lembah), yang mengisyaratkan pada nama tiga lembah (Qutang, Wuxia dan Xiling) yang menjadi reservoir bendungan ini, memang betul-betul raksasa.
Pembangunannya harus memindahkan 1,3 juta penduduk, mengeruk sekitar 134 juta meter kubik tanah, membutuhkan 28 juta meter kubik beton dan 463 ribu ton baja, setara baja yang dibutuhkan untuk membangun 63 menara Eiffel. Panjang reservoir bendungan mencapai 600 km dan dapat menampung 39,3 km kubik air sungai Yangtze.
Total kapasitas pembangkit listrik mencapai 22.500 MW yang dapat mensuplai listrik sekitar 84,7 TWh.
Bendungan ini memiliki 5-flight shiplocks yang dapat menampung enam kapal bobot 10.000 ton dan sebuah one-step vertical shiplift yang mampu menampung kapal 3.000 ton dari permukaan 62 meter ke permukaan 175 meter air bendungan dalam waktu cepat. Kapal kemudian melanjutkan pelayaran ke Chongqing, lebih cepat daripada shiplocks yang memakan waktu empat sampai lima jam.